Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah konsumen di Bekasi, Jawa Barat menilai sepeda motor merek Honda Vario sebagai produk yang diduga gagal atau cacat produksi, menyusul ketidakjelasan penanganan purna jual dan ketidaktersediaan suku cadangnya.

"Sebagai konsumen Vario, saya nilai produk ini gagal dan cacat produksi karena ketika produsennya (Astra Honda Motor/AHM) mengevaluasi produknya yang diduga bermasalah, penanganannya tak jelas dan suku cadangnya tak tersedia dengan cukup," kata pemilik Honda Vario B-6175-FJE, di Tambun Bekasi, Sujatmiko, Minggu.

Sujatmiko membeli Honda Vario dengan nomor mesin JF12E1011053 pada 20 Oktober 2006 di PT Kusuma Motor, Bekasi Timur. Produk ini termasuk diduga bermasalah di salah satu komponennya yakni "Pin Anchor/Nut" yang dalam keadaan tertentu dapat mempengaruhi fungsi roda belakang.

PT AHM sendiri dilaporkan telah menemukan sedikitnya tujuh kasus pada April 2007 di Jawa Timur, Pin Anchor Honda Vario yang bermasalah, khususnya untuk produk yang diproduksi pada Januari 2007.

Namun, PT AHM ini memperluas cakupan pengecekan dan penggantian melalui program
recall (pemanggilan produk untuk dicek, red) kepada 140 ribu Honda Vario yang telah diproduksi hingga saat ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para konsumennya.

Menurut Sujatmiko, Honda dalam hal ini, tak punya prosedur standar (standard operating procedure/SOP) yang jelas dalam menangani konsumennya karena kenyataannya, ada dealer yang proaktif mengundang pemilik Vario dan ada yang tidak.

"Saya termasuk yang tak diundang oleh dealer dan datang sendiri ke dealer. Bagaimana ini bisa terjadi? Ini kan ancaman nyata bagi pemilik Vario lainnya yang tak tahu program recall dan terus menggunakan motornya. Jika terjadi kecelakaan fatal, siapa yang bertanggung jawab?" katanya.

Runyamnya lagi, ketika sudah datang di dealer, para mekaniknya tak bisa menjamin kapan perbaikan bisa dilakukan karena tidak adanya kepastian suku cadang. Artinya, konsumen baru akan dihubungi per telepon jika suku cadangnya sudah tersedia.

Akibatnya, janji perbaikan menjadi terlambat dari tenggat waktu yang dijanjikan.
"Motorku ada dealer sejak Rabu (2/5), tetapi hingga Sabtu siang (5/5), belum juga ditangani," katanya.

Parahnya lagi, setelah motor diantar ke rumah Sujatmiko, Sabtu malam (5/5), ternyata keesokan harinya di mesin/rem roda belakang, pelumasnya bocor. "Saya tak berani memakainya karena takut terjadi apa-apa," kata Sujatmiko.

Pemilik Vario lainnya, B-6277-KIY, Virna, warga Pondok Pekayon Indah, Bekasi, menyatakan hal yang sama. "Vario ini bisa dikategorikan produk gagal karena terbukti saat ditangani di dealer resmi saja, suku cadangnya tak tersedia," katanya.

Virna mengaku, sepeda motornya sempat menginap di dealer, PT Bumi Satria Kencana, Kalimalang, Bekasi, lima hari sejak Sabtu (29/4) dan baru selesai pada Kamis sore (3/5). Padahal, mekanik sebelumnya menjanjikan selesai dalam 2-3 hari.

"Alasan mekaniknya sama yakni, suku cadang tak tersedia. Bagaimana mungkin perusahaan sebesar Honda, kok bisa seperti ini?" tanya Virna.

Logika awam, tambah Virna, sebenarnya jika Honda memproduksi 100 unit Vario, maka suku cadang yang disiapkan di pasar (dealer, red) minimal sejumlah itu.

"Ini kok malah kurang, ada apa sebenarnya? Maka tidak salah, jika konsumen menilai produk ini termasuk gagal atau cacat produksi. Kalau ini yang terjadi, mestinya Honda tak ragu untuk menarik total dari pasar," katanya.

Menanggapi hal itu, Corporate Communication PT AHM, Niratih Ngastreni membantah penilaian tersebut karena Honda Vario didisain dan dipersiapkan dengan optimal, termasuk suku cadang dan penanganan purna jualnya.

"SOP-nya di dealer rujukan untuk program recall ini adalah 1 jam per unit Honda Vario, dengan kondisi tanpa antrian dan suku cadang tersedia," kata Niratih.

Soal suku cadang, tegasnya, pihaknya hingga saat ini telah menyiapkan 80 persen dari 140 ribu unit dan ini tersedia di beberapa dealer rujukan dari total 150 shops di seluruh Indonesia.

"Jadi, di sebuah wilayah seperti Bekasi, hanya beberapa dealer yang dirujuk untuk kepentingan recall ini," katanya.

Namun, ia juga mengakui, mengingat program itu bukan reguler maka ada sedikit keterlambatan pasokan suku cadang dari vendor.

"Ini kami akui, tetapi dalam waktu dua pekan ke depan, target kami (suku cadang, red) sudah beres," katanya.

Ia juga menambahkan, hingga saat ini sedikitnya 100 ribu dari 140 ribu pemilik Vario telah menghubungi dan dihubungi untuk kepentingan pengecekan komponen rem roda belakang tersebut.(*)